Jumat, 16 September 2011

Tidak Membodohkan Pembaca - Sirkus Penulis #5

TIDAK MEMBODOHKAN PEMBACA

Dalam menjalankan akrobatnya, penulis (pengarang) menempatkan pembaca pada posisi terhormat. Tidak menganggapnya bodoh dan tidak tahu apa-apa sehingga perlu digurui dan dinasehati.
Deskripsi dan narasi tidak naif, melainkan memancing penafsiran. Pada ending penulis boleh memberikan kesimpulan, tapi boleh juga tidak.
Secara naluri, pembaca tidak suka didorong, apalagi dijerumuskan, meskipun itu ke sebuah tempat yang amat menyenangkan. Tugas penulis hanya menghimbau dan atau menunjukkan pilihan.


Oleh : Donatus A. Nugroho

Komentar :


Arina Murti Dewinta :
Prakteknya sulit, om.. T_T
Aku masih keseringan boros kata.. >,<
Takut pembacanya ga ngerti jadi dijelasin panjang lebar.. u.u

Jon Ali :
‎"Deskripsi dan narasi tidak naif, melainkan memancing penafsiran."... ini yg paling inspiratif. harus trus belajar....

Donatus A. Nugroho :
Arina Murti Dewinta: tidak! Asal dari awal menulis, format berpikirmu sudah seperti itu, pasti bisa.

Meidhya Prasantya :
kalo menurut nidya sih beda om Donatus A. Nugroho.

*membodohkan pembaca : menganggap pembaca itu bodoh.
*membodohi pembaca : mengelabui pembaca dengan cerita yang terlalu mengada-ada (ngayalnya berlebihan)

itu kalau menurut nidya. kalau salah, ya maaf. hehehe

Jon Ali : 
Meidhya Prasantya: btw, ...membodohi pembaca : mengelabui pembaca dengan cerita yang terlalu mengada-ada (ngayalnya berlebihan)..., batasnya apa, sih? misal si Raditya dgn 'Kambing Jantan'nya, menurutku (menurutku seehh...) itu terlalu mengada2 -tp menghibur, dan laku juga, tuh!-

Meidhya Prasantya :
ya kalau itu sih kembali pada masing-masing aja ya mas Jon Ali, kalau buat aku kisah yang terlalu mengada-ada ya kayak kartun-kartun itu. memang menghibur, tapi kalau difikir lagi kadang suka kurang masuk akal. hehheee

Jon Ali :
Meidhya Prasantya: hehe..., jadi inget sinetron Indonesia tercinta. ceritanya kan -menurutku seeh... (sebagian besar) terlalu-sangat-amat-puolll... mengada2 dan gak realistis... tp ratingnya tinggi juga, tuh! banyak yg nonton.... -__-

Dyani T. Wardhyni :
Pada ending penulis boleh memberikan kesimpulan, tapi boleh juga tidak. Om Nugroho kalo di endingnya dikasih kesimpulan misalnya melalui kata-kata bijak itu juga termasuk membodohi pembacakah?

Jon Ali :
btw, temen sy pernah bilang, "kalau nulis jangan menganggap pembaca bodoh, orang yang mau meluangkan waktunya untuk membaca dijamin pasti orang pinter soalnya. kalo gak pinter (minimal, pingin pinter...) ya, pasti malas baca, lah!" (*ndengerin sambil angguk-angguk...)

Wylvera Windayana :

Maaf...kalau OOT banget ya Mas Donatus A. Nugroho.



Membaca status ini, jadi ingat diskusi kemaren dgn suami (yg "rakus" membaca itu..hihi..), dia bilang..jangan selalu terjebak utk menuliskan tema cerita yg itu-itu saja...pembaca makin ke sini makin jeli memilih mana cerita yg bermutu mana yg kacangan..apalagi kalau narasinya kebanyakan wejangan dan kata nasehat..akan sangat menjemukan.

Katanya lagi, di setiap cerita pasti ada pesan yg mau disampaikan penulisnya, tapi kalau penyampaiannya vulgar dan sok detail tp malah kesannya pembaca itu bego..pasti bakal ditinggalin deh tulisan itu..:)

Donatus A. Nugroho :
tosh ke suami Mbak Wylvera Windayana. Salam saya buat beliau. :)

Wylvera Windayana :
Iya, Mas Donatus ..salamnya pasti disampaikan..tapi besok..hahaha..soale beliau sdg di Bandung saat ini...:) Btw, aku itu suka cekit-cekit kalau tulisanku dibaca sama dia..makanya mendingan kasi ke teman lain aja deh yg ngoreksi..lebih smooth dan gak bikin meriang...wakakakaka...


Sumber :

0 komen: