Sabtu, 17 September 2011

Parade Karakter - Sirkus Penulis #6

PARADE KARAKTER

Salah satu aspek kenapa sebuah kisah rekaan bisa memikat dan mengikat hati pembacanya adalah karena kepiawaian penulis dalam menempelkan karakter yang kuat kepada tokoh-tokoh fiktifnya.

Kiat pintar adalah menonjolkan sebanyak mungkin karakter di luar karakter tokoh utama. Karakter yang unik dan sangat personal (jahat atau baik) akan dikenang oleh pembaca. Tidak jarang bahkan menimbulkan empati, terlebih jika kebetulan ada salah satu karakter yang mirip dengan dirinya.

Jadi, jangan pelit menggeber karakter khas sebanyak mungkin di dalam tulisan, baik fisik maupun psikis, dan biarkan karya kita menjadi hidup di hati pembaca.


Oleh : Donatus A. Nugroho


Komentar :



Jacob Julian :
om tanya....kalo kita kasih nama karakter kita dengan sifat piye?? misal orang kaya dan ceweknya. petugas kebersihan.??

Donatus A. Nugroho :
Boleh, JJ.

Kimmy Chan :
Penamaan karakter itu mempengaruhi sifatnya gak sih om?

Zahara Putri :
Ajari saya untuk memperkuat karakter!!

Donatus A. Nugroho :
Contoh cukup akrab tentu kita bisa menunjuk kepada Datuk Maringgih yang lebih 'terkenal' dari Syamsul(?). Lalu ada Ali Topan, Lupus, Si Boy dll. *ih, contohnya jadul semua ya?*

Zahara Putri n ALL:
Dari karakter fisik, Si Bongkok Dari Notredam, Cinderella atau Superman bisa jadi contoh.
Dari sudut psikis bisa membayangkan Bawang Putih dan Bawang Merah, Siti "Nimas Aksan" Sirik atau .... banyak deh.

Richa Misskiya :
Mas, kalo cerpen, kebanyakan karakter yang masuk emang bagus?

Donatus A. Nugroho :
Richa .... tak perlu banyak, tapi jangan hanya karakter tokoh utamanya saja yang ditonjolkan karakternya. Dijamin lebih hidup.


Donatus A. Nugroho :
Karakter bisa ditonjolkan lewat narasi dan deskripsi, tapi bisa juga melalui dialog tokoh yang bersangkutan.
Misalnya tokoh Putra Gara yang khas dengan: "Emangnya ente ngerti? Fuaaaaahhh!!"
Atau .... karakter fisik yang ganteng ciri khas .... saya! *plakkk!!!

Jangan lupa! Butuh konsistensitas. Karakter para tokoh harus ajeg, kecuali memang cerita menghendaki karakter tokoh berubah oleh suatu atau beberapa sebab.
Perhatikan betapa kekeuhnya Pak Drs. Suryadi mempertahankan karakter Pak Raden sejak jaman dahulu kala hingga kini dan tak berubah.

Hardia Rayya :
pak Donatus ada beberapa penulis belia (kasihan dibilang pemula) yang mempunyai masalah di pembuatan karakter tokoh. dia selalu merasa karakter tokohnya tidak konsisten, dalam artian sering berubah-ubah di setiap cerita (ini karena dia belum mengetahui caranya). caranya bagaimana?

Donatus A. Nugroho :
Sirkus Penulis melatih penulis membuat kejutan-kejutan karakter. Misalnya: Si Kaya yang tidak jahat, Si Cantik yang pembunuh berdarah dingin dll. Karakter yang menjungkirbalikkan 'biasanya'.

Donatus A. Nugroho :
Hardia Rayya : ambil karakter yang ada di dekat kita. Ambil adikmu, ambil pacarmu, ambil gurumu, orang-orang yang kita kenal persis karakternya. Masukkan ke dalam cerita dan GANTI NAMANYA. Selesai!


Hardia Rayya :
pak Donatus A. Nugroho: saya selalu menggunakan nama saya untuk tokoh utama dalam setiap cerita. haha
sarapstresss
karakternya pun bermacam-macam.

Kimmy Chan :
Si Cantik yang pembunuh berdarah dingin dll.

Untunglah saya unyu :3 *plakk

Jadi mau gak mau, untuk membuat karakter yg konsisten itu perlu observasi yg mendalam yah om? Misalnya buat karakter cowok cool. Sikapnya ke orang lain harus dingin. Kalo suka sering senyum malah jadi aneh. . Hehehe *kaburnaikonta xD

Donatus A. Nugroho :
Kimmy Chan: orang yang gaul biasanya lebih mudah menempelkan karakter, lewat pengalaman sosialnya. Makanya gaol! Jangan di rumah muluuu!! *plak! plakkk!!

*edisi Suker Killer*

Ernanto Pamungkas :
Suhu Donatus A. Nugroho bagaimana kita memilih karakter yang sesuai dengan cerita kita...kadang kita / saya kesulitan dalam mengambil karakter seseorang...? bagaimana caranya?

Donatus A. Nugroho :
Ernanto Pamungkas. Di sekitar kita banyak karakter unik yang bisa kita comot sesuai kebutuhan cerita.

Kaspul Darmawi :
mas Donatus A. Nugroho: bagaimana kalau benerbagai tokoh dalam satu tulisan kita justru diambil dari satu karakter?... Novel laskar pelangi, walau dikembangkan dari kisah nyata penulisnya, sepertinya beberapa tokoh memiliki karakter yang sama seperti ikal dan lintang seolah memiliki karakter

Donatus A. Nugroho :
Pak Kaspul Darmawi:
Justru itu yang lagi kita bahas. Memang ada orang dengan karakter yang sama dan dimunculkan karena kesengajaan. Tapi jika itu karena ketidakmauan penulis menempelkan karakter yang khas, maka penokohan akan kurang greget.



Sumber :
Perpustakaan Yayasan Cendol Universal NikkO + MayokO AikO
      



0 komen: