Kamis, 15 September 2011

Terlalu Asyik dengan Detail - Sirkus Penulis #4

TERLALU ASYIK DENGAN DETIL

Seringkali penulis fiksi terjebak pada detil-detil yang tidak hakiki. Akibatnya selain boros waktu, pikiran dan jumlah karakter adalah ... karya kita menjadi mirip sebuah dokumen.
Banyak persoalan, tidak semua harus dituntaskan. Banyak data dan fakta, tidak semua harus dipaparkan. 
Cari yang hakiki, sajikan!


Oleh : Donatus A. Nugroho


Komentar :

Donatus A. Nugroho :
Boleh saja rinci, kalo emang berkisah tentang tempat itu.

Ocuz Wina S :
Apa sirkus menulis #4 ini juga berlaku untuk resensi?
*edisi stres nulis resensi ^^, boros cws :( *
 

Donatus A. Nugroho :
termasuk dong, Ocuz Wina Syifa

Angri Saputra :
Om, jadi perihal detil itu kita gunakan di saat apa? 

Donatus A. Nugroho :
Kita gunakan untuk aspek yang perlu/penting. Kalo kita sedang bercerita tentang Borobudur (ingat petulangan Suker Gaol Putra Gara saat ini) ya kita harus detil menceritakan Borobudur. tapi kalo kita cuma menceritakan dua orang kekasih yang lama tak jumpa di Borobudur, ya gak perlu segitunya, Angri Saputra

Suhe Herman :
jadi intinya, kita liat medan juga, om?
*mangut-mangut

Donatus A. Nugroho :
Bukan liat Medan, Suhe Herman ... liat Pontianak. *Plak! Liat kepentingannya.

Dela Bunga Venus :
Memang kadang sulit me-rem sejauh mana detailnya akan diceritakan. aku suka detail. Harus pandai2 menganalisa kebutuhannya berarti.^^

Donatus A. Nugroho :
menganalisa kebutuhan, istilah yang sangat pas. *acungin jempol*

Donatus A. Nugroho :
ALL: 2 malam yll saya mendiskusikan model postingan seperti ini dengan Suker Gaol Putra Gara, dan beliau sangat setuju dengan cara yang saya pakai. Katanya: "Cendol harus berlatih menganalisa. Menyerap saripati."
Saran saya: Baca jangan sepintas. 2-3 kali akan tahu maksudnya. Perhatikan hal-hal kecil, semisal tanda baca dll, karena itu membawa makna.
Salam.


Sumber : 
Perpustakaan Yayasan Cendol Universal NikkO + MayokO AikO 


0 komen: