Rabu, 26 Oktober 2011

Membombardir Media - Sirkus Penulis #16

MEMBOMBARDIR MEDIA

Apa yang harus dilakukan seorang penulis pemula/setengah pemula untuk meningkatkan kreatifitas dan produktifitasnya? Mengikuti pelatihan lagi dan lagi? Materinya itu-itu saja! Menekuni banyak teori? Malah stuck, kebanyakan mikir, terbelenggu teori dan akhirnya jadi gamang ketika menulis.

Proses pembelajaran dan belajar menulis sesungguhnya justru terjadi pada saat kita sedang menulis itu sendiri. Ketika menyelesaikan tulisan dan menulis yang berikutnya dan berikutnya lagi, kematangan menulis terasah dan berhadiah. Hadiah itu adalah ketika ada satu-dua atau banyak tulisan yang dimuat atau diterbitkan.
Jadi tips dan trik Sirkus Penulis adalah tetap.... menulis sebanyak mungkin dan menghujani redakasi/penerbit dengan naskah sebanyak-banyaknya. Seperti mengarahkan berondongan peluru ke satu atau beberapa target, pasti akhirnya ada juga yang kena sasaran dengan telak dan mematikannya. Mengirim sebanyak mungkin dan serutin mungin ke redaksi akan membuat nama kita lebih mudah dikenali, juga perolehan nilai positif bahwa kita orang yang serius dan pantang menyerah. Jika tidak pujian, bolehlah kita berharap dikasihani. Itu tidak buruk, kan?

Kelola file naskah dengan baik, buatlah manajemen naskah. Catatan pengiriman yang rapi, keterangan nasib yang didapatkan Sang Naskah, menjadi modal unuk menentukan nasib naskah setelah ditolak/diabaikan.
Naskah buruk dan ditolak pada saat ini, masih bisa disempurnakan agar memliki kesempatan kedua, ketiga atau kesejuta di masa depan. 


Oleh : Donatus A. Nugroho

Komentar :

Dian Kristiani :
Kalo pelatihannya gretong dan deket gpp tho Om Donatus A. Nugroho? Soalnya pengen tau juga, belum pernah ngikut pelatihan begitu :)

Donatus A. Nugroho :
Yes, Bu Dian Kristiani.... yang penting disadari adalah: salah jika meletakkan kesempatan pada sebuah atau beberapa pelatihan. Kesemptan dan peluang itu dimiliki KARYA KITA.

Rainy Safitri Inge :
Setuju lagii... kok jadi kayak anggota DPR, setuju melulu :). Kalo kesandung EYD terus, gimana tuh nyembuhinnya? Masukannya dong suker DAN ...#pasang muka melas :)

Dian Kristiani :
banyak baca Safitri Inge Ariani. Semakin kita banyak baca, apapun itu, cerita di majalah, artikel, koran dll...akan terasah kok. Di sana kan EYDnya tepat (asal jangan media tina tini yak)

Donatus A. Nugroho ‎:
Safitri Inge Ariani: tidak pernah ada pelatihan membahas EYD. Kemampuan ini terasah dengan banyak menulis dan banyak membaca karya dari penerbit yang bagus. Tak perlu harus sempurna, karena percayalah, masih ada editor yang dengan sukarela memperbaiki sebuah naskah yang pada dasarnya sudah keren.

Rainy Safitri Inge :
Kesimpulannya mengasah kemampuan menulis dan membaca karya yang keren, bisa membuat kita mempunyai karya keren juga. Terima kasih mas Donatus A. Nugroho ...:) Postinganmu menggelorakan semangatku :p

Donatus A. Nugroho :
Dian Kristiani: teori awal harus bagus, akhir harus memukau, itu bohong ! Bagus tidaknya sebuah fiksi tidak disitu, tapi secara keseluruhan dan kemampuan penulis untuk mensiasati sebuah ide biasa menjadi istimewa.

Dela BungaVenus :
awal paragraf yang bagus Akan menarik perhatian tentunya. Tetapi bila kemudian cerita dan temanya tidak menarik ya percuma saja. Tema dan alur cerita yang menarik paling utama. Paragraf awal yang menarik Akan membuat pembaca memilih bacaan tersebut terlebih dahulu. Juga judul yang menarik itu perlu. ^^

        

Sumber :
Perpustakaan Yayasan Cendol Universal NikkO + MayokO AikO

0 komen: