Jumat, 03 Agustus 2012

Tahan Banting Menghadapi Rating - Jumat Cendol


Meski panas merejang dan otak mengejang, tapi naskah harus segera selesai. Belum lagi godaan menonton, ngobrol asyik sama teman, atau lainnya. Ouh! Detleeen...!

Yes, itulah yang sering saya alami dalam kegiatan sehari-hari ketika menulis naskah kejar tayang. Saya paham dan sadar bagaimana resiko menjadi penulis skenario model seperti ini. Tapi apapun yang kita lakukan memang pada dasarnya ada plus minus.

Untuk seorang penulis skenario kejar tayang, ada hal yang sangat perlu diperhatikan. Saya tidak akan membahas masalah keuangan. Tapi lebih pada masalah ketahanan kita berada di wilayah industri perfilman. Bagaimana kita tidak akan tergilas oleh runtutan keinginan berbagai pihak. Baik dari pihak TV, PH, atau pun pemain yang ternyata tidak hanya sibuk dalam tayangan yang kita tulis.

Semua itu akan diam, saat rating diberitakan. Bukan diam untuk waktu yang lama. Tapi lebih pada diam sambil mengatakan WOW! Ya, semua akan terpanah dengan rating yang tinggi. Lantas semua akan menuntut agar cerita tetap bertahan seperti itu agar bisa memenangkan rating. Dan jangan heran, ketika rating turun yang terjadi malah luar biasa hebohnya. Penekanan agar jalan cerita menjadi lebih baik terus digulirkan bagai senapan yang diluncurkan di medan perang. Revisi demi revisi dikerjakan sampai jam istirahat diabaikan.

Apakah akan sanggup seorang penulis skenario kejar tayang melakukan ini? Jawabannya adalah HARUS! Kalau tidak, maka silakan tutup laptop atau matikan komputer, lalu katakan, "I'm out".

Oke, sampai di sini mari kita diskusikan bersama.


Salam keren,
Megatron Lestrange Bane "Divin Nahb"
Komentar :
Kalau setiap hari begitu, apa nggak ngos-ngosan, Mbak Divin Nahb?
Bang Johan Tanjung: Kebiasaan akan membuat kita biasa, Bang.
Mmm...ya, betul juga. Terus, gimana caranya supaya setiap adegan seru ditonton dan nggak cuma sekedar manjang-manjangin cerita. Kan banyak tuh, sinetron sekarang yang adegannya banyak yang nggak penting.
Bang Johan: Ini persiapan yang kurang mateng ya, Bang. Katakan seperti itu. Tuntutan agar cepat selesai dengan otak mengebul, jadinya seperti itu. Tapi ada jawaban yang lain, bahwa selain Abang dan orang yang berpikir seperti Abang, ada juga orang-orang yang suka dengan tayangan tersebut. Nah... rating membidiknya hal tersebut.

Di negeri kita ini kan biasanya budaya latah tumbuh subur, tak terkecuali dalam sinetron. Misalnya, sebuah sinetron dengan tema A sukses meraih rating tinggi, bermunculanlah sinetron-sinetron lain yang mirip. Bagaimana seorang Mbak Divin menyikapi hal ini supaya skenario yang ditulis nggak ditiru atau berbeda dari yang lain?
Bang Johan: Skenario yang ditiru? Apa yang dikatakan dengan tiru-meniru? Karena plagiasi terjadi saat semua atau beberapa dialog atau adegan sama persis. Tapi yang terjadi dalam sinetron kita adalah terinspirasi. Karena secara pengemasannya berbeda.
Masalah skenario supaya berbeda dengan yang lain tentu pernah aku lakukan. Terinsiprasi pun pernah aku lakukan. Semua tergantung konsep mana yang diterima pihak TV.
 
kelihatan fleksibel tapi penuh tekanan ya Mbak :)
Mbak Nur Aisyah Siregar: Hahahaha, begitulah. Tapi kalau orang yang memulai pekerjaan ini dari hobi, tekanan itu hanya dijawab dengan mengguyurkan kepala dengan air di kamar mandi. Lanjut nulis naskah.
bedanya bikin skenario sama bikin cerita, apa bedanya mbak @div,,,
Lukman Al-Farisy:Skenario sama cerita? Cerita itu bagian dari skenario. Yang dirimu maksud yang seperti apa, nih?
maksudnya gini mbak @div, misalkan mbak div bikin cerpen terus itu cerpen mau dijadikan film skenario yang saya tanyakan, bagaimanakah mentranformasi dari teks novel ke skenario film, begitu mbak ?
Lukman Al-Farisy: Ya tinggal dipecah cerita dalam cerpen atau novel untuk dijadikan skenario menarik. Tapi perlu diperhatikan, tidak semua cerita dalam cerpen dan novel bisa bagus saat masuk dalam skenario. Karena skenario bicara bahasa gambar. Bukan bahasa tulisan.
oh gitu yah, mbak @div, aku baru mengerti, saya pernah lihat KCB, yang ditulis di novel sama yang difilmkan, kok ada perbedaan, apa dalam membuat skenario diperbolehkan memotong cerita dari yang aslinya mbak @div, 
Lukman Al-Farisy: Tergantung bagaimana penulis skenario berbicara dengan novelis atau cerpenis yang ceritanya akan kita angkat. Karena kalau lokasi cerita di cerpen atau novel yang kita tulis sangat beragam. Tiba-tiba ke Amerika, Hongkong, Belanda, dan sebagainya. Kalau sudah masuk skenario, sulit untuk direalisasikan. Apalagi ketika bicara budgeting. 
kalau pas kehabisan ide gimana mbak ngatasinnya? penulis kan kadang-kadang mengalami masa nge-blank gitu..
salam mba Divin Nahb :) pernah kena writer's block gak mba?
kalo nulis skenario kan pasti lebih "dikejar-kejar" dibanding nulis cerpen atau novel...terus, gimana menyiasatinya?
Divin Nahb ‎:
Dien Ihsani dan Mbak Handayani Hanoy: Pertanyaan yang bisa dibilang mirip ya.
Gini, kalau penulis mengalami writer block, ya hindarkan tulisan itu. Jalan-jalan keliling rumah. Nonton sebentar. Tapi biasanya yang kulakukan adalah mandi. Basahi otak, dan tiba-tiba tring.
Tapi memang harus dipaksakan untuk mengeluarkan ide. Ini seperti kalau kita berada dalam sebuah situasi menegangkan. Misalnya, ada perampok di rumah. Maka otak kita akan bekerja sedemikian rupa untuk melakukan sesutu.

makasih jawabannya :)
terus lagi. Saya pernah denger, "Menulislah dengan hati". Gimana Mba Divin Nahb bisa tetap menulis dengan hati ketika dalam suasana ide-harus-dipaksa-keluar tadi? Kan mau ga mau kadang ngerasa ga free juga nulisnya (mungkin) hehew.
Dien Ihsani: Aku nggak pernah mengacu pada "Menulislah dengan hati" Kalau kayak gitu, aku menulis kalau hatiku lagi mood doang dong? Skenario bisa dilakukan dengan itu, aku pun bisa. Cuma memang aku nggak berpijak dengan kalimat itu. Sehingga aku bisa masuk ke ranah industri perfilman layar kaca.
oiya...saya sering nemuin sinetron yang mengadaptasi film2 luar seperti korea, barat, india...ceritanya nyaris sama...apa itu bisa dibilang plagiat?
Mbak Handayani Hanoy: Pernah nonton komik yang akhirnya menjadikan film Meteor Garden? Naaah... pernah nemuin versi Korea dan Jepang ya, kan? Bagaimana dengan itu? Ada lagi, film Jepang "Hachiko" juga pernah dimainkan Richard Gere dengan judul "Hachiko" dan diproduksi oleh Amerika. Sama bukan? Yang membedakannya apakah ada izin atau tidak. Dan adakah yang beda atau tidak dalam cerita.

pernah.....meteor garden - itazuranakiss - playfull kiss ^^ hachiko juga! *jadi ngabsen :D*
Hmm...iya ya mba,..berarti ada versi Indonesianya bisa juga ya ^^ tapi biasanya gak sama persis secara keseluruhan sih,..berarti itu terbilang terinspirasi ya? nah, dan mengenai izin adaptasinya, bagaimana? apa penulis naskah Indonesia harus minta izin langsung kepada penulis naskah awal di negara asalnya? *jyahhh...kejauhan* heu
Mbak Handayani Hanoy: Kalau mau sama persis atau sama sekian persen, begitu seharusnya. Seperti produksi Hachiko versi Amerika yang konon minta izin ke Hachiko versi Jepang.
Tapi aku suka versi Amerika. lebih filmis.

mbak Divin Nahb, jangan panggil mbak ^^ hihih saya masih bocah...*jyahhhhh* :D
waw, hak cipta memang harus dilindungi ya :)
iyya....saya juga lebih suka versi Amerika, gak tau kenapa malah lebih sedih aja nontonnya.
kembali ke topik! --> hmm, menulis skenario itu mirip-mirip naskah dramakah? dan biasanya yang lebih menjadi titik fokus cerita tuh narasinya, dialog, atau kramagung?
Handayani Hanoy: Baiklah kalu begitu Mama. Hahaha
Naskah skenario sama drama, beda. Ada perbedaannya tentu saja. Yang menjadi titik pusat ya tergantung. Kadang karakter, alur, atau keduanya.

mama? ohhhh tidaaakkkk :O kebalik, hihi
*ngangguk-ngangguk*
terus, kalo mau ngajuin skenario tuh bagaimana? kalo buku kan ke penerbit pastinya, kalo naskah? langsung ke PH kah?
sebenarnya membuat skenario itu apa selalu harus sesuai dengan permintaan produser *seperti tema dan yang lainnya* ? ataukah bisa mengajukah skenario yang sudah dibuat sendiri?
Divin Nahb :
Handayani Hanoy: Bisa mengajukan sendiri. Asalkan kamu adalah orang dengan mental baja, mampu menjawab semua yang ditanyakan produder tentang segala aspek alur dan karakter dalam skenario yang kamu buat, dan kamu bukan orang yang plin-plan
dan kebingungan dalam menjawab. Kalau pribadimu seperti yang kubilang, silakan ajukan skenariomu ke produser ph-ph. Kalau bukan, jangan dulu. Jangan sampai kamu dicatat oleh mereka. Ini merugikan jika kamu sudah mampu, mereka tidak akan percaya kamu.
huaaaahhhhhhh kalau saya jadi penulis skenario pasti udah shock berat! o,Oa #glek!

Divin Nahb ‎:
Handayani Hanoy: Yaaaa... ketauan deh ada yang nggak tahan banting. Cetar!
sore momsky Divin :)
kenapa memilih nulis skenario?
Divin Nahb ‎:
Djami Miftahul Muflihah: Karena lebih menjanjikan untuk dapur. Tapi kalau nulis cerpennya kayak Mas Donatus A. Nugroho, ya menjanjikan juga. Cuma seberapa penulis yang seproduktif Suker kita itu? Hayooo? 

belum ada, namun bibit-bibitnya keliatan *lirik cendolers :)
berapa lama bergulat jadi penulis skenario, momsky suker?
tantangan terberat apa yang pernah dialami ketika menulis skenario?
Djami Miftahul Muflihah: Aku baru bergelut di skenario tahun 2007. Tapi menulis skenario atau menjadi sutradara awan pernah aku lakukan saat SD dan SMA. Hahahaha. Lucu kalau ingat masa itu.Tantangan terberat selama jadi penulis skenario apa yaaa...? Abisnya sekarang udah biasa aja ngerasainnya. Tapi inilah pengalamanku yang belum pernah aku rasain saat nulis cerpen atau puisi.
  1. Berjam-jam rapat program, dari pagi sampai menjelang shubuh lagi hanya dikasih nasi Padang. Kwkwkwkwk 
  2. Film sudah tayang, honor belum dibayarkan sampai detik ini. Kwkwkkwwk
  3. Naskah sudah jadi bahkan sampai rapat dengan pihak TV, produser, sutradara, dan script editor. Dan naskah sudah shoting, film nggak tayang-tayang. Kwkwkwkwk
  4. Merevisi 90% naskah siap shoting. Ini dihitung 1 naskah. Kwkwkwkwk
Udah ah itu ajaaa...

Tanya, apa kiat Suker menghalau kejenuhan menulis? Apa kejar tayang tidak membuat Suker merasa terdikte?
Mbak Arniyati Shaleh: Biasanya aku ke Mall buat nonton, atau kumpul sama beberapa komunitas yang aku ikuti. Manjur untuk merilekskan kepenatan.
Setiap manusia punya idealisme, apakah Momsky pernah menghadapi harus mengorbankan idealisme karena tuntutan produser?

Mbak Arniyati Shaleh: Idealisku adalah aku tidak mau menulis adegan syur. Aku tidak mau menulis cerita religi yang bukan agamaku. Aku tidak mau menulis cerita horor menyeramkan, meski untuk yang terakhir pernah aku lakukan beberapa naskah sebelum akhirnya aku ke luar tidak mau menulis lagi.
Lalu kalau lainnya begitu gimana? Ya nggak masalah. Setiap orang punya pilihan dan idealisnya masing-masing.
Apa penulis skenario terlibat langsung dalam pembuatan sinetron?
Bagaimana rasanya naskah yang kita buat diubek-ubek produser atau yang terkait?
Mbak Arniyati Shaleh: Kalau pertanyaannya begitu, tentu saja. Kan penulis skenario yang buat skenario. Bagaimana mau shoting kalau nggak ada skenario? Itu kunci produksi.
Tapi kalau yang dimaksud dengan "Apakah penulis skenario terlibat saat shoting selain naskahnya?" Jawabannya ada yang terlibat dan ada yang tidak. Aku termasuk yang tidak. Karena aku lebih suka istirahat atau refreshhing otak.
Diubek-ubek? Kadang kesel. Tapi hajar lagi, buktikan diri bahwa kita mampu dengan apa yang mereka inginkan. Tahan bantiiiing.
Mau tanya mbak Divin Nahb, kan rating itu bergantung pada seberapa banyak orang yang suka dengan tayangan itu. Nah, bagaimana caranya kita tahu selera masyarakat agar dapat memproduksi tayangan yang disukai masyarakat? Thanks :)

Mas Wisnu Zarwanzy: Dalam industri layar kaca, kami mengenal sistem yang memancar di beberapa kota besar tentang tayangan apa yang ditonton masyarakat Indonesia.
Cek cek, Mba Divin Nahb: Cek cek, hehe. Apa sih penyebab WB di kalangan scrip writer?
Hardia Rayya: Ya kebanyakan nulis cerita yang jelas. Apalagi yang kejar tayang. Satu bulan kebagian nulis berapa tuh satu orang?
Wahhh, gitu yaa. Kalo Mba Divin Sendiri mengatasi WB gimana ya?

Hardia Rayya: Aku biasanya guyur kepala. Serius, nih.
Iyaaa, aku percaya, pantesan kalo ke rumah, pasti mukanya basah si Mba. Ahaha, kaya baru abis mandi. Hihiii
Oke Mba, ketemuan aja nanti kita tanggal 8 yoo. Jangan lupa, kasih aku THR

Hardia Rayya: Aku mau kasih titipan Mbak Dela buat Ayarumi. Kwkwkwkwk
Momsky Divin Nahb : Persaingan dalam menulis Skenario apakah seketat menulis puisi dan cerpen? 
Apakah ada teknik khusus yg bisa dipelajari agar bisa menulis skenario?
Aku pernah liat serial TVnya momsky yg tokohnya kulit hitam itu anak kecil. Aku melihat Momsky bisa berkahayal sepuasnya. Apakah sutradara pernah membrikan kebebasan berkhayal sepuasnya sama Momsky?
Sekar Illalang: Sama aja, sayang. Ada kalanya kebanjiran order. Ada kalanya sepi order.
*Di dompetku pernah cuma ada 5 ribu perak. Wew!
 
Sering baca skenario dan praktekkan. Saat terjun ke industri, jangan ambekan. Karena banyak yang akan menekan, tapi juga banyak yang kasih peluang. Tergantung bagaimana kita menyikapi dengan bijak saja. 
Momsky Divin Nahb : Berarti juga ada sekolah nulis skenario dong? Momsky otodidak atau perlu belajar formal?
Sekar Illalang: Selama khayalanku tidak menjebol budget, ya nggak masalah. Kalau sampai jebol, weleeeeh.
Aku otodidak dan akhirnya biasa karena terjun langsung. Kalo ibarat tampolan, waduh sudah bengkak wajahku ini. Kwkwkkwwk. Dihajar melulu di awal-awal, sampai sekarang pun demikian. 
Momsky Divin Nahb : Apa ada hukumannya kalo khayalan melebihi budget? 
Sekar Illalang: Disuruh revisiiii. Kwkwkwkwk. Kerja dua kali deh, yaaa.
Momsky Divin Nahb : aku salut padamu Momsky :) Dulu bisa dapet peluang nulis skenario gimana ceritanya? 
Sekar Illalang: Diajak ke lokasi shoting dan pergi ke lokasi shoting untuk lihat produksi kita? Pernah. Diajak main? Belum, karena mereka lebih butuh aku nulis dibandingkan main. Kwkwkwkwk
Tips tahan banting? Dalam skenario kejar tayang, yang kupikirkan adalah bagaimana aku membantu perekonomian keluarga. Mereka adalah ketahanan nomer satuku. Setelah itu adalah menerima pendapat atau keinginan orang lain, tapi tetap kita mampu menyisipkan keinginan kita.
Divin Nahb : Pernah diajakin syuting? Tips supaya tahan bating dong! :) Momsky cantik deh!
Sekar Illalang: diberikan peluang teman dekat.
Divin Nahb : Momsky sangat beruntung punya teman dekat yg ngasih peluang. Terus kalau bagi penulis baru gimana moms?
Sekar Illalang: Bisa mendekati orang yang sudah jalan di skenario. Tapi tetap sabar kalau sekiranya mereka nggak cepat merespon karena mereka juga lagi ditungguin semua pihak pertelevisian.
 
Wah kalau beruntung Momsky bisa ketemu artis dong! :) Niatmu suci sekali Momsky :) Keluargamu pasti sangat bangga padamu ;) Semangat terus! 
Sekar Illalang: Jiaaaaah. Berpikirlah kalau artis yang beruntung ketemu sama kita. Jangan kitanya. Kan kita megang kunci produksi. Mereka yang main dalam tayangan kita. Begitu cara berpikirnya. Heheheh
Momsky Divin Nahb : Berarti penulis skenario sebagian bekerja karena relasi ya? Momsky udah punya relasi yang lumayan dong kan hampir 5 tahun begelut dengan skenario?  
Divin Nahb : Bener juga ya.. Tanpa penulis tidak akan ada tayangan drama dimanapun :D 
Sekar Illalang: Cukuplah relasiku.
 
Mbak Divin Nahb
*jerit *peluk dulu, kangen
Mau nanya: Gimana caranya penulis skenario bisa konsisten dengan alur cerita yang sedang dibangunnya? Namanya nulis cerita yang sambung menyambung, berarti ide harus terus menerus diolah supaya nyambung dari awal sampe akhir dengan berpikir cepat, kan? Tapi kok bisa ada cerita yang di tipi-tipi itu kesannya malah keluar dari jaluar cerita awalnya, ya? Padahal awal cerita udah bagus, makin ke tengah malah ngaco. *nanya tapi curhat :)
  
Indah Prisilia Joedo: Supaya konsisten acuannya pada sinopsis dan scene plot.
Kalau ceritanya jadi ngaco dan ke luar dari jalan cerita utama, well kebutuhan pasar namanya. Nah, rating di sini main, deh.
 
*manggut-manggut
Rating tetap jadi raja kalau begitu, ya? Penulis skenario sendiri gimana menyikapi itu, Mbak Divin Nahb? Pernah merasa tertekan gak karena tiba-tiba alur harus berubah sesuai yang diinginkan masyarakat, bukan dari kepala penulis sendiri?
 
Indah Prisilia Joedo: Tertekan? Semua pekerjaan pasti pernah mengalami ketertekanan. Tapi seberapa hebatnya kita menghadapi itu. Kalau pun tidak sesuai, aku biasanya mengakalinya dengan memasukkan idelismeku dalam beberapa adegan atau dialog. Tsaaaah! 
Mbak Divin Nahb, bagaimana caranya menjaga kesehatan dengan rutinitas yang seperti dibilang di atas bisa mengabaikan waktu istirahat?
Menurut mbak Divin Nahb, lebih susah mana? Bikin cerpen apa skenario?
Richa Miskiyya: Ini dia yang sering aku abaikan. Apalagi akhir-akhir ini. Terima kasih sudah diingatkan.
Tapi satu hal, kenapa aku kalau lagi pegang program kejar tayang nggak nulis cerpen. Itu karena waktu luangku buat istirahat. Tidur atau apapun itu, yang penting nggak di depan laptop melulu. Jereeeng!
 
Karena aku terjun dalam skenario. Aku mengatakan lebih mudah skenario. Karena kalau bicara cerpen, idealismeku sangat tinggi. 

Jadi nggak boleh moody ya. Get it :D keren.
Pendapat mbak Divin Nahb tentang banyaknya tontonan indonesia (sinetron misal) yang katanya "merusak bangsa" gimana? Padahal rata-rata rating mereka bagus kan..

Dien Ihsani: Merusak bangsanya kayak apa? Ayo kasih contoh dulu, baru aku jawab

yaa.. jalan ceritanya, nilai moralnya. katanya sih gitu. banyakan kan sekarang isinya picisan semua. kekurangan film bermutu, kabarnya..
bener ga sih menurut mbak divin?

Dien Ihsani: Well, kalau begitu mari semua membenahinya. Semua yang terlibat, begitu juga pentonton.

kalo mbak divin sendiri gimana? selera pasar sama isi dari skenario yang mbak divin buat, mana yang lebih penting?
*mumpung ada orangnya, diberondong ga papa ya :p

Dien Ihsani: Ketika bicara tentang dunia layar kaca yang aku pilih, maka aku tidak lagi bicara idealisku terlalu tinggi. Aku bicara mengenai pasar juga. Tapi dalam naskah tersebut, aku sisipkan apa yang menjadi pemikiranku. Sebab aku sadar
, bahwa aku tidak memiliki kekuatan seperti yang dimiliki seorang Dedi Mizwar dan penulisnya Kak Wahyu, dalam PPTnya.
Bagiku yang terpenting, selama tayangan yang kubuat tidak mengandung apa-apa yang kutidak suka, maka akan terus aku tulis. Sehingga apa? Di sini, aku pun punya prinsip mana yang aku bisa tulis dan mana yang tidak.

Tanya : Apakah selalu di bawah tekanan luar biasa seperti ini akan lalu menjadi rutinitas biasa saja? Dan dengan diperasnya ide terus menerus kita ga akan stuck suatu saat nanti padahal dikejar detlen?
apa ada jeda istirahat dalam seminggu misalnya sehari? *ga kebayang kalo terus menerus? seraaammm. >.< @.@   
 
Mbak Dela BungaVenus: Akan biasa saja bagi orang yang sudah terjun. Penekanan dari atas ya seperti Mbak Dela ngadepin klien. Ya kayak gitu aja rasanya. Dan Stuck ada. Siasatinnya ya refreshing. Ada atuh jedanya. Kalau lagi jeda ya refreshing.
bagaimana sebuah sinteron di"lahirkan'? terutama kalo itu menyoal TV Rating Mbak Divin? apakah segmentasi dari penonton sendiri menjadi pertimbangan? atau sebaliknya justeru lempar dulu tunggu respon dalam 3 episode?
Mas Mayoko Aiko: Yang sering aku hadapi adalah segmentasi penonton, Mas. Bahwa setiap TV memiliki penonton yang berbeda-beda segmen. Jadi kita tahu tayangan ini cocok atau tidak untuk TV tersebut.
Pernah baca doc.nya Bang Spyderman Indonesia tentang skrip film, apa seperti itu bentuknya? Bagaimana dengan penulisan dialognya? 
Divin Nahb :
Febri Wulandari: ini contohnya

30. Ext. Sepanjang Jalan ke Rumah Lurah Sirin – Pagi
Cast: All Cast kecuali Sabrina, Ektrass.

Jiung, Nyak Munaroh, Bustami, Halimah, Rojali, dan banyak orang lainnya menemani Amang mendatangi rumah Lurah Sirin. Rebana pun orang-orang mainkan. Begitu riuh. Sementara itu, Maemunah, Lurah Sirin, Rodiah, dan keluarga Sabrina tersenyum melihat kedatangan rombongan Amang.

SFX: suara petasan yang begitu kencang. PLETAR!! PLETAR!!

Amang, Jiung, Bustami, Nyak Munaroh, Halimah, Rojali, dan rombongan menghampiri Lurah Sirin, Rodiah, Maemunah, dan keluarga Sabrina. Mereka berdiri hingga petasan usai. Rebana pun dihentikan. Maemunah yang kesal melihat Halimah dekat dengan Jiung, ingin mendekatinya. Namun, Rodiah menarik tangan Maemunah dan melotot ke arahnya. Maemunah cemberut.

Dua orang yang ditunjuk sebagai orang yang akan meramaikan seni palang pintu. Mereka maju dan saling berhadapan.

PIHAK AMANG
Assalamu’alaikum…

PIHAK SABRINA
Wa’alaikumussalam…

PIHAK AMANG
Begini Bang...
Jalan-jalan enaknye barengan
Tapi, kagak useh bawa belati
Ane datang ame rombongan
Semoga diterime dengan seneng ati

Semua warga tepuk tangan.

PIHAK SABRINA
Oh… jadi lo udeh niat ke mari? (beat) Eh, Bang…
Di pasar banyak ikan tenggiri
Dibelinye kudu pake uang
Kalo ade niat dateng ke mari
Bisa ngomong deh dari sekarang

Semua warga tepuk tangan.

PIHAK AMANG
Oh, begitu… oke-oke…
Di belakang rumah Hindun ade empang
Empangnye dipayungin arakan awan
Kite ke mari bawa jampang
Buat mempersunting sang perawan

PIHAK SABRINA
Waduuh!! Berani banget mau sunting perawan di mari
Gini Bang…
Ngambil air dari tempayan
Waktu malem diterangin rembulan
Kalo emang tuh jampang kagak sabaran
Coba lawan dulu nih, jagoan

PIHAK AMANG
Oh, boleh banget, Bang…!! Aye sih kagak takut!! Maju deh Abang duluan!!

Pihak Sabrina pun maju. Lalu, terjadi adu jurus antar keduanya memakai silat Betawi hingga akhirnya Pihak Amang keluar sebagai pemenang. Semua orang tepuk tangan senang bukan main.

PIHAK AMANG
Gimane Bang?? Ape sekarang aye ame rombongan udeh dibolehin bertandang??

PIHAK SABRINA
Iye-iye, sekarang udeh boleh bertandang. (beatnya) Semuanye… selamat datang.

Keluarga Amang pun memberikan roti buaya dan parsel lainnya pada keluarga Sabrina. Lalu, mereka semua pun masuk.

Cut to
Diambil dari penggalan naskah Divin Nahb program JIUNG DAN SI PANDIR DARI BETAWI. Tayang TPI
berarti emang beda banget di bandingkan naskah drama ya Momsky?
naskah di buat per scene? Momsky biasanya buat naskahnya borongan atau per scene?
Febri Wulandari: Borongan? Kayak tukang bangunan aja. Hehehe. Kebanyakan 1 naskah jadi. Hanya beberapa kali yang ngerjain beberapa scene. Ini dikerjain bareng-bareng team
oh gitu.. Nggak kebayang di kejar-kejar dateline kayak Momsky.. hadeeehhh.. bisa keluar isi kepala..
Momsky hueeebaattt......... (y)
Supaya nggak ke luar, tambel pake semen. Huahahaha
Masalah bentak-bentakan, aku udah biasa (biasa dibentak). Kalau aku memang salah ya aku terima.
Maemutz Fibrian: Tahan banting bukan hanya terjadi saat bentak-bentakkan. Ada yang sangat halus memberikan masukan, tapi tahu-tahu itu revisian kelima! TOENG!
apa saja yang harus dilakukan dalam membuat naskah skenario?
Jujur, aku gak pernah baca naskah skenario. Karena aku bukan artis. *eh
Aku pengen bisa Mbak ..
Naskah skenario itu ditulis adegan/adegan disetiap adegan ada percakapan?
Maemutz: Ya, aku pernah buat FTV remaja, anak, dan keluarga. Kenapa?
Kalo mau lihat bagaimana bentuk skenario, coba baca salah satu komentarku. Aku nulis salah satu scene. Mau tau yang lain? Kirim emailmu ke inboxku, yaaa.        
 
Sumber :

0 komen: